Deborah Stevens mengajukan komplain kepada lembaga hak asasi manusia di New York setelah pengorbanannya mendermakan ginjal untuk si bos justru dijawab dengan pemecatan.
Nevember 2010, Stevens yang saat itu lagi berhenti sementara dari perusahaannya, Atlantic Auotomotive Group, mengetahui keadaan bos perusahaan tersebut, Jacqueline Brucia, 61 tahun, sedang memerlukan dginjal. Ia menawarkan ginjalnya waktu itu, dan Brucia menolak, dengan tambahan "mungkin saya akan mempertimbangkan tawaran tersebut pada suatu hari nanti."
Tak lama setelah Stevens kembali diterima bekerja pada perusahaan itu, Brucia bertanya kepada Stevens jika ia masih berminat mendermakan ginjalnya. Stevens setuju.
Setelah diperiksa, ginjal Stevens ternyata tidak sesuai untuk tubuh Brucia, tapi ia menyetujui untuk mendermakan organ tubuhnya tersebut untuk pesakit di tempat lain, yang mengakibatkan reaksi berantai sehingga sang bos akhirnya berhasil mendapatkan ginjal yang sesuai.
Pasca operasi yang dilakukan Ogos tahun lalu, ternyata mutu kerja Stevens di tempat ia bekerja menjadi berkurang. Ia sempat mengambil cuti selama sebulan kerana operasi tersebut menyebabkan saraf di kakinya rosak, sistem penceraan tubuhnya terganggu dan mendapat beberapa gangguan mental.
Stevens dimarahi kerana mengambil cuti sakit dan juga dipindahkan ke pejabat lain yang tak ia harapkan. Dan pada , 11 April Stevens resmi dipecat dari perusahaan tersebut, dengan alasan mutu kerja.
Saat ini peguam Stevens sudah menghubungi dan mengirimkan komplain kepada lembaga hak asasi manusia dan merancang melakukan gugatan hukum terhadap Brucia beserta perusahaannya.
Pihak Atlantic Automotive sementara ini hanya mengeluarkan pernyataan: "Sayang sekali salah satu pegawai kami telah menggunakan tindakan kebaikannya untuk membuat sebuah klaim yang tak berdasar."
"Atlantic Auto selalu memperlakukan dirinya (Stevens) dengan baik dan bersikap secara terhormat dan adil, dalam setiap kesempatan," bela perusahaan itu.
No comments:
Post a Comment